Haid atau menstruasi adalah kondisi perdarahan normal dari vagina yang disebabkan oleh luruhnya lapisan rahim. Menstruasi biasanya mulai dialami wanita ketika usia 11 – 13 tahun sebagai tanda pubertas, yaitu matang dan siapnya organ reproduksi untuk bekerja.
Menstruasi akan terus berlangsung sampai dengan ovarium tidak lagi mampu menghasilkan sel telur atau disebut juga sebagai masa menopause.
Menstruasi sendiri terjadi setiap bulan ketika sel telur yang dilepaskan oleh ovarium tidak dibuahi oleh sperma. Selama proses ovulasi atau proses pelepasan sel telur yang telah matang dari ovarium, maka dinding rahim akan menebal dan mempersiapkan diri untuk ditempeli oleh zygot, atau hasil pembuahan.
Jika tidak terjadi pembuahan, maka sel telur akan terserap dan dinding rahim akan meluruh dan terjadilah menstruasi.
Selama proses dan siklus menstruasi terjadi dalam tubuh, berbagai hormon kewanitaan terlibat dan bekerja secara bergantian. Semua itu menyebabkan munculnya reaksi fisik dan juga emosional pada wanita.
Ada beragam gejala yang muncul akibat menstruasi mulai dari sakit kepala, kram, kembung, diare dan yang paling banyak dikenal karena dirasakan hampir oleh semua wanita adalah dismenore.
Pengertian Dismenore
Dismenore sering juga disebut dengan nyeri haid, yaitu munculnya rasa nyeri atau kram pada bagian perut bawah. Dismenore inni bisa muncul sebelum menstruasi yaitu saat wanita mengalami premenstrual syndrome. Dan dapat juga muncul bersamaan dengan mulainya menstruasi.
Dismenore dapat terjadi karena saat menstruasi otot rahim akan berkontraksi dan meluruh. Itulah yang menyebabkan munculnya rasa nyeri. Rasa nyeri yang dirasakan oleh setiap wanita seringnya berbeda. Hal ini bisa dipengaruhi oleh banyak hal, seperti: perbedaan toleransi rasa sakit, perbedaan aktifitas, gaya hidup dan juga usia.
Para remaja biasanya bisa saja mengalami rasa nyeri yang hebat, namun seiring dengan bertambahnya usia maka rasa nyeri saat dismenore akan berkurang. Bahkan ada beberapa wanita yang tidak lagi mengalami dismenore setelah melahirkan.
Dismenore sendiri sebenarnya dibagi menjadi dismenore primer dan sekunder. Dismenore primer adalah gejala dismenore biasa yang muncul sebelum dan atau selama menstruasi, yang kemudian akan sembuh dan hilang saat periode menstruasi berakhir. Sedangkan dismenore sekunder adalah dismenore yang muncul karena adanya gangguan pada organ reproduksi.
Gejala Dismenore
Gejala utama dismenore munculnya rasa nyeri dan juga kram di perut bagian bawah. Seperti sudah dibahas diatas beberapa wanita tidak merasa terganggu dengan kemunculan dismenore, namun pada beberapa yang lain akan sangat mengganggu aktivitas harian.
Jika Anda mengalami dismenore dengan nyeri yang sangat hebat hingga tidak bisa beraktivitas. Kemudian nyeri ini tidak kunjung berakhir sampai dengan masa menstruasi berakhir, dan terjadi setiap bulan secara berulang. Ada baiknya Anda waspada karena mungkin saja Anda mengalami gejala dismenore sekunder.
Dismenore sekunder biasanya merupakan pertanda adanya gangguan pada organ reproduksi seperti: masalah kesuburan, Infeksi saluran tuba atau pada bagian oragan reproduksi lain dan hamil diluar kandungan.
Pengobatan dan Pencegahan Dismenore
Dismenore akan mereda dengan sendirinya jika dikompres dengan air atau handuk hangat. Untuk nyeri yang tidak tertahankan, Anda bisa meringankannya dengan mengonsumsi obat pereda nyeri. Berjalan-jalan pelan juga akan membantu otot Anda lebih rileks dan meredakan kram dibandingkan hanya berbaring.
Sedangkan untuk mencegah terjadinya dismenore anda bisa mengupayakan beberapa hal di bawah ini:
- Berolahraga secara rutin bahkan saat sedang menstruasi
- Membiasakan diri untuk beristirahat dan tidur yang cukup
- Memenuhi kebutuhan nutrisi dan membiasakan pola makan yang sehat
- Membatasi konsumsi kafein terutama setelah mendekati masa menstruasi
- Mengelola stres dengan baik